Senin, 13 April 2009

Darling Harbour di Selat Madura












(Selat Madura dikala senja)
Libur long week end kemarin, aku manfaatkan untuk memenuhi ajakan seorang teman untuk mengunjungi kampung halamannya di Pamekasan, Madura.

Minggu pagi, kami berlima plus seorang driver, menuju pulau yang sebentar lagi bisa dijangkau tanpa menyeberangi lautan itu. Beruntung di pelabuhan Ujung Surabaya masih sepi, sehingga mobil kami bisa langsung masuk ke dalam kapal tanpa harus antri seperti yang
biasanya terjadi. Perjalanan melintas selat Madura itu aku manfaatkan untuk mendokumentasikan panorama yang terbentang di depan mata. Mulai dari patung Jalasveva Jayamahe yang terlihat gagah menjaga samudra, hingga hilir mudik warna warni kapal-kapal niaga yang menambah keindahan pagi itu. Puluhan kapal yang parkir di perairan pun menyajikan pemandangan yang sangat sayang jika dilewatkan. Sekilas aku jadi teringat Darling Harbour, Sidney. Hanya bedanya, disana air lautnya jernih membiru, sangat bersih, dan yang terparkir adalah kapal-kapal pesiar pribadi. Di malam hari, Darling Harbour menjadi tempat yang sangat indah dan romantis. Sedangkan di selat Madura, air lautnya bagai air sungai kecoklatan, dan banyak terlihat sampah dimana-mana.

(Darling Harbour, Sidney, Oktober, 2006)

Menyusuri pulau Madura mulai dari Pakal, Bangkalan, Sampang, dan akhirnya sampai di Pamekasan, tak banyak catatan yang terekam dalam benakku. Sepanjang perjalanan, hampir tidak ada pemandangan istimewa yang terlihat. Bahkan cenderung lengang (barangkali penduduknya banyak yang berimigrasi ke Surabaya), jumlah pemukiman penduduk tidak terlalu padat, sawah yang tak terlalu subur, udara yang panas, tak banyak bangunan-bangunan bagus.
Yang sedikit istimewa, saat masuk kawasan Sampang, kita bisa menikmati panorama laut di sepanjang sisi kanan jalan. Dan kami

sempat menyaksikan para nelayan secara gotong royong memperbaiki jaring ikan yang sangat panjang. Jaring itu digelar di sepanjang jalan, yang jika diukur kira-kira panjangnya bisa mencapai 1 kilometer.

Diantara kota-kota yang kami lewati itu, Pamekasan adalah kota terbesar dan maju.
(Selat Madura, April, 2009)
Terlihat dari luas kotanya serta bangunan-bangunan rumah dan fasilitas yang berdiri disana. Masyarakatnya pun terlihat lebih modern, dan sepertinya memiliki daya beli yang lebih baik.

Seharian berkeliling pulau Madura, ada satu hal yang sangat menggelitik pikiranku. Mau tahu? Ternyata, di Madura gak ada soto Madura! Tentu saja aku kecewa berat, karena sejak berangkat sudah
membayangkan lezatnya soto asli Madura.
Maka untuk membayar kekecewaan itu, hanya satu keinginanku sesampainya di Surabaya, makan soto Madura! Nah lho?!
Beberapa hasil bidikanku lainnya :






Penjaga Samudra - Patung Jalasveva Jayamahe






Siapa Tercepat?
Terbesar vs Terkecil
Teetttt.... minggirrrr!!!!

2 komentar:

  1. 1. Anlge Photo is good I like that
    2. Like post card
    3. Give more tilt up
    4. More tilt up
    5. Good angle
    6. Nice picture
    7. The best picture

    BalasHapus
  2. Good Job!!

    BalasHapus