Kamis, 28 Mei 2009

Apa Salah FaceBook?

FaceBook Haram! Inilah topik yang kini hangat diperbincangkan, didiskusikan dan diperdebatkan. Bermula dari pemberitaan di berbagai media massa tentang hasil bahtsul masail (forum diskusi keagamaan) yang diadakan oleh Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) Jawa Timur di Pondok Pesantren Putri Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, isu ini mengundang kontraversi dari berbagai pihak, terutama tentu, dari para FaceBooker.

Aku sendiri sempat terhenyak (sedikit kaget gitu lho) saat mendengar pemberitaan itu dari televisi. Dalam pikiranku saat itu spontan terlintas, ”Ada apa lagi ini, kok aneh-aneh saja?”. Gimana gak aneh, pikirku, jika kecanggihan teknologi yang secara nyata telah memberikan banyak manfaat itu justru diharamkan. Bahkan aku baru saja mencurahkan kekagumanku pada FaceBook, karena berhasil menyatukan kembali begitu banyak teman dan sahabat lama yang selama ini berserak tak tentu rimbanya (cari di arsip blog-ku, FaceBook Mengumpulkan Yang Berserak). Lantas jika FaceBook diharamkan, haruskah aku kehilangan mereka lagi yang nyatanya kini tersebar di berbagai kota dan benua itu? Nggak mau, dan nggak rela dong... Pasti!!! Kamu juga begitu, kan?

Tapi sekarang kita boleh sedikit lega (sedikit, karena kontraversi tentang FaceBook bukan tidak mungkin akan terus berlanjut). Karena Emha Nabil Haroen, juru bicara FMP3 Jatim, telah memberikan penjelasan lewat tulisannya yang berjudul Menjernihkan Fatwa FaceBook, Jawa Pos, Kamis, 28 Mei 2009. Emha mengklarifikasi tentang isu fatwa Facebook Haram yang menurutnya telah menjadi carut marut akibat pemberitaan yang tidak proposional, sepotong-potong, serta pemahaman yang dangkal. Secara tegas Emha ingin menggarisbawahi bahwa FMP3 Jatim tidak menjatuhkan hukum haram terhadap fasilitas jejaring sosial-virtual seperti audio call, video call, SMS, 3G, YM, Friendster, dan tentu saja Facebook. Yang diharamkan adalah penggunaan fasilitas-fasilitas itu untuk tujuan-tujuan yang tidak tepat.

Beberapa waktu yang lalu, juga ramai diberitakan bahwa pemerintah Inggris akan melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas situs jejaring sosial Facebook. Caranya, semua lalulintas melalui Facebook akan dimonitor lewat database pemerintah yang disebut Big Brother. Mau tahu alasannya? Karena pemerintah Inggris melihat celah jika situs pertemanan ini bisa menjadi pintu masuk bagi para teroris! Nah Lho?! Konon pihak Facebook berencana melobby pemerintah Inggris terkait hal tersebut.

Memang tidak bisa dipungkiri jika perkembangan kemajuan teknologi saat ini seringkali belum diimbangi dengan kesiapan para pemakainya. Baik kesiapan secara teknis penggunaannya, maupun kesiapan untuk menggunakannya secara dewasa, bermoral dan beretika. Dan jika akar masalahnya adalah pada ’user’, adilkah jika yang dipojokkan bahkan dieksekusi adalah teknologinya? Memangnya Facebook salah apa?

Minggu, 17 Mei 2009

Perbedaan Itu Indah Bagai Pelangi























Mengapa pelangi bisa terlihat sangat indah? Jawabannya adalah, karena pelangi memiliki banyak warna-warni yang berbeda. Ada merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Berbagai macam warna itu saling berhimpitan sehingga membentuk nuansa yang sangat indah penuh harmoni. Bayangkan jika pelangi itu hanya terdiri dari satu warna saja!

Begitulah seharusnya kita melihat perbedaan. Dan hanya dengan membuka mata hati, kita akan bisa melihat perbedaan itu bagai warna-warni pelangi. Sayang kita tidak selalu bisa membuka mata hati, hingga terkadang perbedaaan justru dijadikan alasan untuk memenangkan ego bertopeng nurani. Yang akhirnya akan menorehkan luka dan bahkan menyakiti…

Puisi di bawah ini aku tulis sebagai ungkapan hati yang mempertanyakan kenapa manusia masih sering mempersoalkan perbedaan. Aku persembahkan untuk kamu semua yang mau membuka mata hati, dan special untuk sahabatku Gaby dan Dayu, “perjuangkan terus cintamu!”.


Galau
(Mengapa manusia menjadikannya berbeda)

Gemerlap bintang
Rembulan berbinar
Yang kulihat hanya langit malam...
Aku terus melangkah dalam keremangan, berusaha kokoh akan sebuah keyakinan.
Berbekal asa berbalut tanya yang entah kemana bermuara,
Jalan terasa panjang tak berkesudahan,
Yang kucari entah dimana tersembunyi, namun aku bisa rasakan begitu dekat.
Darahku deras berdesir, batinku lantang berbisik,
”Kamu akan menemukannya...!”

Aku terus mencoba mencari
Menepis segala galau yang membelenggu
Hingga aku tak kuasa lagi berdiri
Lunglai bersimpuh mengadu padaMU
Mengiba berharap Engkau menepis segala risau
Memberi jawab akan sebuah tanya yang selama ini begitu rumit

Tuhan, bukankah kami semua karya ciptaMU?
Tidakkah kami semua adalah kekasihMU?

Tapi mengapa manusia menjadikannya berbeda
Menutup mata hati hingga menorehkan luka
Memasung cinta pada belenggu berukir kamu bukan aku
Menggerus kasih tulus beralas makna semu
Tuhan, ijinkan aku,
Mencerna jawabMu atas segala tanyaku,
dengan mendengar bisik lirih hati kecilku
Aku yakin itu bisikkanMU...


Rabu, 13 Mei 2009

FaceBook, Mengumpulkan Yang Berserak















“Akhirnyaa…. aku menemukanmu juga, Nit”, tulis seorang teman baikku saat di SMP dulu. “Masya Allah… aku perhatiin baik-baik, ternyata ini kamu Nit!” tulis teman lamaku yang lain. “Aku search aja nama kamu, aku yakin kamu yang hobby baca dan menulis pasti gak jauh-jauh dari komputer. Dan tenyata ketemu beneran, kan?” sambung lainnya.

Komentar-komentar penuh nada kejutan itu tertulis semua dalam wall Facebook-ku. Sejak aku menjadi member Facebook (Fb) kira-kira 3 bulan yang lalu, kejutan demi kejutan memang terus mengalir. Pernah aku tertegun, tidak percaya dan tidak menduga karena bisa bertemu lagi dengan seorang teman baik yang udah puluhan tahun raib entah kemana.
Tak jarang kaget juga melihat perubahan wajah dan fisik teman-teman masa ABG itu. Ada yang masih tetap saja imut. Tapi ada juga yang sudah berubah total, yang misalnya ketemu berpapasan pun mungkin aku tidak akan mengenalinya. Ternyata manusia bermetamorfosis juga, ya!

Hingga kini sudah banyak teman-teman jadul (jaman dulu) ku kembali muncul. Mereka tersebar dimana-mana, diberbagai kota bahkan di berbagai negara. Dan kini, lagi-lagi, kemajuan teknologi menjadikan jarak itu menjadi tak berarti. Tak heran jika kemudian jejaring dunia maya yang dikembangkan oleh Facebook pun menjadi mewabah.

Tak puas hanya bertemu di cyber earth, reuni kecil-kecilan pun mulai dilakukan. Nggak ada kata lain yang bisa menggambarkan bagaimana suasana saat kami bertemu setelah belasan bahkan puluhan tahun terpisah, selain kata ”seru banget....!”.

Bertemu dengan teman-teman lama, dan terjalinnya kembali komunikasi dengan mereka, tentu menjadi kebahagiaan tersendiri. Karena teman dan sahabat adalah bagian yang punya makna dalam kehidupan ini. Dan siapa sangka yang berhasil mengumpulkan kami semua adalah sebuah ide sederhana namun cerdas bernama ’Facebook’!
-Merajut Kembali Yang Sempat Terputus-