Senin, 30 Maret 2009

The Secret

Rahasia Yang Kamu Boleh Tahu


Ini adalah sebuah rahasia yang telah tersimpan berabad-abad lamanya. Dan rahasia ini terungkap melalui sebuah buku berusia seratus tahun yang dihadiahkan oleh Hayley, putri Rhonda Byrne, penulis buku The Secret. Sebuah rahasia yang ternyata telah diketahui oleh sejumlah orang-orang hebat dalam sejarah, seperti Plato, Shakespeare, Newton, Hugo, Lincoln, Emerson, Edison, dan Einstein.
Sebuah rahasia yang dapat merubah kehidupanku, kehidupanmu, bahkan dunia! Karena ini adalah sebuah rahasia besar tentang kehidupan, yang kini kamu pun boleh tahu...

Rahasia Besar Kehidupan itu adalah Hukum Tarik Menarik. Hukum ini telah tertulis dalam sebuah batu di tahun 3000SM. Meskipun beberapa pihak menyembunyikan pengetahuan ini, tetapi hukum ini selalu ada disana untuk ditemukan setiap orang.
Secara garis besar, rahasia hukum tarik menarik dijelaskan sebagai segala sesuatu yang datang dalam hidup kita melalui citra-citra yang kita pelihara dalam bebak dan pikiran kita. Dalam bahasa yang lebih sederhana, apapun yang kita inginkan dalam pikiran kita maka alam semesta akan memantulkannya kembali pada kita. Hukum tarik menarik memberikan kepada kita hal-hal yang kita pikirkan!

Bagaimana hukum tarik-menarik ini bekerja? Kita hanya perlu melakukan tiga langkah. Pertama, adalah meminta. Pikirkan apa yang benar-benar kita inginkan. Ketahui dengan jelas apa yang ingin kita dapatkan, kalau perlu tuliskan pada secarik kertas. Biarkan alam mengetahuinya dan segera merespon pikiran-pikiran kita.
Kedua, adalah percaya. Percaya bahwa apa yang telah kita minta dalam pikiran kita itu sudah menjadi milik kita. Seperti saat kita memesan sesuatu dari katalog, kita akan merasa tenang karena yakin bahwa barang yang kita pesan itu akan segera datang.
Ketiga, adalah menerima. Dalam proses ini sangatlah penting untuk merasa baik, merasa bahagia seperti rasa ketika keinginan itu tiba. Dengan merasa baik, kita akan berada pada frekuensi menerima, dimana semua hal baik mendatangi kita dan kita akan menerima apa yang kita minta.

Menurutku, buku yang juga telah beredar filmnya ini bagus untuk dipelajari. Setidaknya aku mendapatkan satu kesimpulan setelah membaca buku dan melihat filmnya, bahwa jika kita perpikir positif maka hal-hal positif juga yang akan menghampiri kehidupan kita. Dan kita bisa memulai berpikir positif itu dengan mensyukuri segala hal yang telah kita terima dan kita miliki selama ini.
Tanpa mengurangi iman pada Sang Pencipta, kekuatan pikiran ternyata sangat dahsyat untuk membantu mewujudkan keinginan-keinginan kita. Tanpa pernah kita tahu bagaimana prosesnya!


(Sumber : The Secret, Rhonda Byrne)

Selasa, 10 Maret 2009

Fotografi Jurnalistik

Mengapa Membuatku Terpikat?

LENSA Hati-ku
Dengan lensa aku ingin bicara
Lewat lensa aku mencoba bercerita
Mungkin tak seindah goresan lukisan
Karena ini sebuah gambar nyata
Yang barangkali selama ini tersembunyi
atau bahkan terlupakan...




Sebenarnya sudah cukup lama aku tertarik pada karya-karya foto jurnalistik. Dan sepenggal syair diatas aku tulis sebagai ungkapan kekagumanku. Salah satu buku koleksiku adalah Ocean of Tears (Samudra Air Mata), yang berisi karya-karya fotografer jurnalistik nasional saat memonumenkan peristiwa stunami Aceh tahun 2004 melalui bidikan lensa dan ketajaman mata hati mereka. Karya jurnalistik dalam buku itu seakan hidup, karena mampu bercerita tentang berbagai peristiwa dengan beragam tema dan makna.

Fotografi jurnalistik menurut kacamataku memang sangat unik. Tidak terlalu menuntut sentuhan art dan proses editing yang rumit seperti karya fotografi biasanya. Namun karya foto jurnalistik harus punya kekuatan dan ketajaman obyek. Dan lebih dari itu, hasil bidikan harus mampu menyampaikan pesan atau makna dalam suatu peristiwa. Oleh karena itu seorang fotografer jurnalistik dituntut memiliki tidak hanya ketajaman mata, namun juga ketajaman pikiran dan kepekaan insting, untuk menangkap satu peristiwa dan menjadikannya sebagai domumentasi yang bernilai.

Tantangan dalam fotografi jurnalistik bagiku juga sangat menarik. Karena kebalikan dari karya foto seni yang seringkali peristiwa atau obyeknya telah dipersiapkan lebih dulu, maka karya foto jurnalistik sangat tergantung pada momentum. Seringkali sebuah karya besar lahir dari sebuah bidikan spontan pada satu peristiwa sesaat.

Beberapa hasil bidikanku di bawah ini memang masih jauh untuk disebut sebagai ’karya’. Namun sebagai seorang pemula yang memiliki minat, aku ingin berbagi cerita lewat bidikan lensa hatiku tentang peristiwa di sekitar kita yang selama ini barangkali tersembunyi atau bahkan terlupakan. Gimana komentar kamu?



















MENEMBUS FAJAR -

Dari langit Jeddah menuju Surabaya (Foto : Anita Untoro-Surabaya)


















BALANCE -
Sebuah keseimbangan hidup yang indah, Berusaha dan Berdoa.
Ibu tua penyapu jalan ini menanggalkan capil dan meletakkan sapunya
untuk sejenak berdoa.
(Foto : Anita Untoro, Surabaya, Jawa Timur)





















CERIA –
Meski harus berbagi sebungkus nasi di jalanan, dua anak bangsa ini
tetap punya keceriaan. Mungkinkah terpikir oleh mereka tentang masa depan?
(Foto : Anita Untoro, Surabaya, Jawa Timur)






















PULANG –
Bisa pulang dengan selamat saat fajar sambil membawa hasil tangkapan
adalah kebahagiaan bagi para nelayan ini.
(Foto : Anita Untoro, Banyuwangi, Jawa Timur)





















FRESH FROM THE OCEAN –
Hasil tangkapan para nelayan kota Banyuwangi, biasanya langsung
diperjual belikan di tepi pantai.
(Foto : Anita Untoro, Banyuwangi, Jawa Timur)

Senin, 09 Maret 2009

Persahabatan Bagai Bola Pingpong!

Untuk kamu semua yang punya sahabat.















“Sahabat adalah dia yang menghampiri ketika seluruh dunia menjauh, karena persahabatan itu seperti tangan dengan mata. Saat tangan terluka, mata menangis. Saat mata menangis, tangan menghapusnya”.

Kalimat indah itu dikirimkan via pesan singkat minggu lalu oleh Wahyu, salah seorang sahabatku. Membacanya membuat aku termenung sejenak, mencoba memaknai indahnya sebuah persahabatan dalam persinggahanku di dunia ini.

Kalo penyanyi Sindentosca dalam lirik lagunya menganologikan persahabatan bagai kepompong, boleh dong kalo aku mengibaratkan persahabatan itu bagai bola pingpong? Lho, kok?

Kamu tahu bola pingpong kan? Bola pingpong itu akan terus memantul dan berada dalam papan permainan jika masing-masing pemain yang berseberangan saling menjaga agar bola itu tidak sampai melesat keluar arena permainan. Jika salah satu pemain lalai menjaganya atau sengaja memukulnya terlalu keras, maka bola pingpong itu akan melesat dan lalu jatuh entah dimana. Begitulah dengan persahabatan. Dibutuhkan kemauan dan komitmen bersama untuk menjaganya. Persahabatan tak akan bisa terjalin jika bertepuk sebelah tangan.


Persahabatan memang tidak selalu berjalan mulus. Kadang perselisihan, kesibukan, perbedaan pendapat, bisa menyebabkan persahabatan menjadi renggang, bahkan menjauh. Hanya sahabat sejatilah yang mampu dengan cepat menjadikannya kembali hangat. Karena bagi seorang sahabat sejati, tak akan merasa pedih meski tersakiti, tak akan merasa perih walau terluka, tak ada ruang untuk menyimpan kemarahan, dan tak ada tempat bagi dendam. Karena seorang sahabat sejati memiliki maaf seluas samudra, punya ketulusan untuk memahami, punya kebahagiaan berbagi, dan punya kesetiaan untuk menghampiri.

Persahabatan itu bagai bola pingpong! Menunggu digulirkan, dimainkan dan dijaga agar terus memantul membentuk harmoni. Dan kamu pasti sependapat denganku, bahwa persahabatan akan membuat hidup kita menjadi lebih berwarna, karena banyak hal yang bisa kita lalui bersama sahabat-sahabat sejati kita. Dan tahukah kamu, bahwa jika terus dipeluk erat dalam dekapan, persahabatan sejati bisa lebih indah dari cinta, karena ia akan tumbuh menjadi kasih dan kasih itu abadi...

Minggu, 01 Maret 2009

Change or Die!

Oleh-olehku dari :
Horizontal Marketing Workshop
Hermawan Kartajaya













Dunia telah berubah! Berkembangnya teknologi informasi telah membawa kemajuan dan perubahan bukan hanya pada cara berkomunikasi, tetapi juga merambah ke banyak aspek kehidupan. Dunia kini serasa tanpa batas, tak ada lagi tempat sembunyi bagi informasi, tak ada lagi penghalang untuk membina relasi, tak ada lagi prosedur untuk sebuah promosi dan publikasi. Segalanya serba terbuka, siapapun bisa melakukannya, siapapun bisa mengaksesnya. Perubahan fenomenal itu mau tak mau berdampak pula pada dunia bisnis, termasuk dunia marketing.

Dalam workshop setengah hari bertajuk Horizontal Marketing Workshop, Hermawan Kartajaya, pakar marketing, mengupas banyak hal tentang perubahan yang telah terjadi, khususnya dalam dunia marketing. Perubahan macro akibat krisis financial global menjadi pembuka materinya. Menurutnya, Indonesia di masa depan akan menjadi alternative menarik bagi para investor dunia dibandingkan negara lain. Hal ini karena perekonomian Indonesia selama ini tidak bertumpu pada ekspor sehingga krisis global tidak berdampak langsung pada stabilitas ekonomi. Ditambah lagi dengan stabilitas demokrasi dan politik yang membaik. Kondisi inilah yang mungkin membuat Hillary, Menlu negara adidaya AS, lebih memilih berkunjung ke Indonesia dibanding ke Singapura yang saat ini sedang resesi.


Perubahan lainnya adalah perubahan yang menyangkut business landscape, yaitu Change, Customer, Company, dan Competitor (4C). Change tergantung pada change agent, bisa karena perubahan teknology, kebijakan pemerintah, ekonomi, dan sebagainya. Yang terjadi saat ini, kemajuan teknology telah membuat pasar berubah dari closed market menjadi open market. Customer berubah dari pasive menjadi aktive. Company berubah dari command & control menjadi sense & respond. Competitor berubah dari intra industry menjadi seamless.

Tidak hanya sampai disitu, terjadi pula perubahan yang sangat mendasar pada strategi marketing, yang selama ini mengedepankan perihal Positioning, Differentiation, dan Brand, kini menjadi Charisma Expression, Character, dan Crowdmark. Bisnis saat ini dituntut memiliki karisma dan karakter yang kuat, tidak hanya pada produk tapi juga pada pelayanannya.
Customer, menurut Hermawan, tidak lagi bisa diperlakukan sebatas sebagai customer, tetapi sebagai member. Sebagai member, mereka berhubungan dengan member lainnya, bersikap aktif, saling peduli, dan memiliki minat yang sama. Sebagai member, mereka bisa membentuk satu komunitas yang saling berinteraksi satu sama lain. Perubahan ini justru sangat menguntungkan bisnis jika bisa mengantisipasinya. Bayangkan, jika satu produk atau servis sudah bisa diterima dalam satu komunitas. Maka penjualan dengan cara lama yang berpola one to one, atau one to many, akan berubah menjadi many to many. Kemajuan teknologi telah memungkinkan para member di seluruh dunia saling berinteraksi, saling memberi informasi, saling memberi rekomendasi. Kini, para member telah berfungsi sebagai salesman kita. Kini, para member yang mengontrol dan mempengaruhi bisnis kita. Dan worth of mouth alias promosi yang dilakukan oleh customer atau member memiliki daya pengaruh seribu kali lebih efektif dibandingkan promosi yang dilakukan seorang salesman. Kini, marketing becomes horizontal.

Perubahan telah terjadi di depan mata kita. Dan perubahan itu akan terus bergulir mengikuti perubahan-perubahan berikutnya. Jika ingin selamat, segera sadari dan segeralah berubah!

(Kupas tuntas tentang Horizontal Marketing dapat dibaca pada buku “New Wave Marketing” yang ditulis oleh Hermawan Kartajaya dan “Crowd” yang ditulis oleh Yuswohady. Keduanya dari Markplus)




The Art of Innovation

Buku Bagus Yang Perlu Dibaca.


“Perusahaan hebat memerlukan tim yang penuh semangat”, tulis Tom Kelley, General Manager IDEO.
“Kami tidak percaya mitos tentang seorang genius yang bekerja sendirian, jauh dari keramaian, dan menunggu da
tangnya ide besar”, jelasnya.
Tetapi Kelley percaya bahwa setiap orang adalah genius dan bisa menjadi kreatif. Dan tujuan di perusahaannya adalah menggali setiap sumber kreativitas untuk menjadikan inovasi sebagai falsafah hidup.

Semangat curah pendapat (brainstroming) dalam team work akan memberikan energi lebih untuk menghidupkan mesin ide. Dan inilah yang menjadi budaya di IDEO. Karena itu pula IDEO menerima Industrial Design Excellence Award selama lebih dari satu dekade.

Jika ada yang belum mendengar nama IDEO, IDEO adalah perusahaan desain dan pengembangan terkemuka di Amerika, bahkan di dunia (
http://www.ideo.com). Telah mendesain lebih dari 3000 produk kelas dunia antara lain mouse Apple, kamera instan I-Zone Polaroid, Komputer Saku Palm, dan ratusan produk dan jasa unggulan lainnya.

Tom Kelley, GM IDEO, penulis buku ini, membawa kita masuk ke dapur perusahaannya untuk membongkar resep keberhasilan IDEO. Dan kelebihan buku ini, justru karena tidak banyak memberikan teori-teori tentang inovasi atau menonjolkan profil para pemimpinnya. Tetapi mengupas secara mendalam rahasia bagaimana inovasi demi inovasi dapat terus dihasilkan. Hampir di setiap halaman kita akan banyak mendapat inspirasi dan contoh-contoh konkret bagaimana mesin inovasi hidup dalam denyut nadi setiap anggota organisasi/perusahaan.

Sangat jelas dan rinci. Mulai dari observasi, curah pendapat, pembuatan prototipe, evaluasi hingga implementasinya. Tom Kelley juga membagikan resepnya tentang melaksanakan curah pendapat yang sempurna, membangun team work yang handal, hingga bagaimana melewati batas-batas penghalang. Sangat inspiratif dan dapat diterapkan dimanapun dan dibidang apapun kita bekerja.

Inovasi adalah masa depan yang dapat diperkirakan. “Dan The Art Of Innovation memberikan ide-ide mendetail dan dapat dilakukan tentang bagaimana kita membangun budaya kreatif dan inovatif”, komentar Jeffrey Pfeffer, profesor, sekolah bisnis Stanford, dan pengarang The Knowing-Doing Gap.

Buku setebal 379 halaman, terbitan PT. Gramedia Pustaka Utama ini telah diterjemahkan ke dalam delapan bahasa, diterjemahkan juga ke dalam bahasa Indonesia dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dicerna. Jadi tidak ada alasan untuk tidak membacanya!

Minggu, 22 Februari 2009

Everyday is Valentine's Day




















Jika ada cara baru untuk mengungkap rasa rindu,
aku ingin tahu, aku ingin tahu…
Jika ada cara yang belum dicipta untuk cinta,
aku ingin bisa, aku ingin bisa...

Lagu milik Marcell ini salah satu lagu favoritku. Selain arransemen musiknya yang indah, lirik lagunya mengajak kita untuk tak pernah berhenti mengungkapkan rasa cinta. Meski kita bukan seorang pujangga, nada cinta dapat kita ciptakan dari perasaan yang selalu dipenuhi dengan cinta. Dan ia akan mengalun indah dalam kehidupan kita.

Tidak percaya? Coba perhatikan, dan lihatlah apa yang terjadi di sekeliling kita. Jika kita membuka hati, pasti kita akan jumpai ada banyak cinta bertebaran dimana-mana. Aku pun bersyukur bisa merasakannya...

Bulan Desember 2008 lalu, sahabat-sahabat baikku memberi aku hadiah surpraise party tepat di pergantian malam hari ulang tahunku. Lezatnya tart coklat yang mereka siapkan tak sebanding dengan cinta mereka yang aku rasakan... Thanks sobat, tahun ini lagi dong!

Saat aku menyantap makanan-makanan kesukaanku yang khusus dimasak oleh Ibuku, aku rasakan ada bumbu cinta dalam resep masakannya. Hmmm.... I love you Mom!

Saat aku meneteskan air mata haru membaca puisi yang dikirimkan oleh pria terpenting dalam hidupku, Anton Untoro, ayah tercintaku, aku tahu ia menulisnya dengan penuh cinta. I love you Dad!

Saat bulan lalu aku berduka, dan seorang sahabatku dengan sabar selalu mendengarkan curhatku, menemaniku dan berusaha menghiburku, aku merasakan cinta.

Saat aku melihat tangan mungil keponakan kecilku membetulkan letak selimut mamanya yang sedang tertidur, aku melihat ada cinta.

Saat seorang sahabatku tertimpa musibah, dan secara spontan kami para sahabatnya mengulurkan tangan, kami melakukannya dengan cinta.

Saat aku melihat seorang bapak tua mengayuh becaknya dengan penuh peluh, aku melihat ia punya kekuatan cinta untuk keluarganya.

Saat temanku membatalkan janji untuk bertemu, dan lebih memilih mendampingi anaknya belajar karena sedang ujian, itu karena cinta.

Saat aku memeluk Gaby, gadis kecil yatim piatu itu, dan bersyukur selama ini ia baik-baik saja, aku merasakan keindahan cinta.

Saat kita melakukan sesuatu dengan tulus dan tak menuntut suatu apa, kita telah menebarkan cinta...

Cinta ada di sekeliling kita, dan banyak cara untuk mengungkapkannya.
Mari selalu penuhi hari-hari kita dengan cinta, karena Tuhan menganugerahkanya bagi kita semua...

Heboh Batu Ajaib Ponari, Potret Ketidakberdayaan Masyarakat Miskin

Siapa yang tak mengenal Ponari? Bocah kecil dari dusun Kedungsari, Jombang, Jawa
Timur, itu telah menghebohkan seantero negeri ini.
Heboh bukan hanya karena ia punya ’batu ajaib’ yang konon bisa menyembuhkan segala penyakit. Banyak hal lainnya yang mengikuti peristiwa ini menjadi makin menarik perhatian. Jumlah pasien yang konon mencapai 10.000 ribu orang per hari, jumlah sumbangan sukarela yang konon sudah mencapai ratusan juta rupiah, hingga jatuhnya korban tewas akibat berdesakan demi mencari kesembuhan lewat khasiat batu ajaib itu.

Namun dibalik segala kehebohan ‘batu ajaib’ milik Ponari, ada satu kenyataan yang membuat hati miris. Kenyataan bahwa keyakinan yang sangat kuat akan keampuhan batu itu telah mengalahkan akal sehat. Ribuan orang rela berdesakan, berhimpitan, kehujanan dan harus berkubang lumpur, demi sebuah harapan pada seonggok batu. Sungguh naïf, di era yang serba digital sekarang ini, cerita yang berbau klenik dan mistis ternyata masih memiliki daya pikat yang luar biasa. Benarkah batu yang konon diperoleh dari sambaran petir itu memang batu ajaib? Benarkah batu itu mampu menyembuhkan segala penyakit?

Aku hanya bisa melihat ‘legenda’ Batu Ajaib Ponari dari sisi yang lain. Dari sisi yang dapat terlihat jelas oleh mata hatiku. Yakni sebuah realita bahwa begitu banyaknya masyarakat miskin yang membutuhkan pengobatan dan penyembuhan. Dan jika dalam kenyataan hidup di negeri yang kita cintai ini kesehatan adalah sebuah kemewahan, maka kehebohan batu ajaib Ponari bisa jadi merupakan puncak dari ketidakberdayaan rakyat kecil untuk mendapatkan kesehatan.
Kenyataan mahalnya harga obat, tingginya biaya rumah sakit, mahalnya ongkos Dokter, serta minimnya fasilitas dan pelayanan kesehatan membuat golongan kurang beruntung ini makin terhimpit dan tak berdaya.
Liputan berbagai media, terutama televisi, secara gamblang telah menyajikan gambar-gambar fakta yang membuat hati trenyuh. Yang membuat makin miris, saat menyaksikan seorang pasien nekat meminum air hujan yang tertampung di atas atap terpal rumah Ponari. Sebuah realita yang sangat jauh dari rasional. Bahkan mulai menggerus iman.
Ketika praktek ‘dukun cilik’ Ponari ditutup pasca adanya korban meninggal, masyarakat yang sudah antri untuk berobat itu pun marah. Barangkali dengan penutupan praktek Ponari mereka merasa harapan hidupnya telah dirampas, harapan yang mungkin bagi mereka harapan terakhir. Meski, harapan itu harus digantungkan pada seonggok batu!

Realita yang memprihatinkan itu, sekali lagi, adalah cerminan dari ketidakberdayaan bahkan keputusasaan warga miskin yang belum tersentuh fasilitas kesehatan.
Ada satu pertanyaan besar yang mengganggu pikiranku kini. Kenyataan bahwa kemiskinan seringkali menjadi penghalang bagi sebuah kesembuhan, kenyataan tak terjangkaunya biaya pengobatan, lantas salahkah jika mereka, rakyat miskin itu, menaruh harapan pada batu ajaib Ponari? Adakah pilihan yang lebih baik bagi mereka selain batu ajaib milik Ponari? Barangkali hanya para petinggi di negeri ini yang bisa menjawabnya…